Senin, 13 Mei 2013

Ketika Rindu Terhalang Waktu




Rindu,, mungkin ini yang tertanam dalam lubuk hatiku.

Rindu akan sosok ibu

Rindu ia di kampung halamanku

Syahdu, sendu, Mengingat lantunan doamu

Untuk ku, anakmu..

                Duhai Sang waktu

                Sampaikan salam rinduku

                Untuk ia yang menahan rindu

                Pada anak yang tak kunjung bertemu

Aku, ibu dan kampungku

Lama tak melihatmu

Rindu,, Rindu Masa Kecilku

Nun Jauh di pelupuk mataku

                Andai sang waktu bisa berputar

                Kembalikan aku dalam buaian sang ibu

                Dalam kampung halamanku dulu

                Mendekap ia tanpa terhalang waktu

(Masamba, 14 Mei 2013)
Teruntuk ibu tercinta, Miss u so much..

Senin, 06 Mei 2013

JANUARI 2012

 I found the man of my dreams. 
 Next time you will get to know him. 
 Many things happened while I was away.
 Mother, how are you today? 

Sepenggal lagu " Mother How Are you today" mengingatkanku dengan ibuku. Di bulan Januari ini, saya memperkenalkan ibuku dengan sosok laki-laki yang akan menjadi pendampingku kelak. Ya, laki-laki itu adalah kakak tingkat yang menjemputku di perantauan. Beliau datang bersama keluarganya untuk meminangku. Di perantauan itu, saya akhirnya menemukan tulang rusuk ku. Terimakasih Allah, janjiMu terlaksana padaku. Mungkin perantauan ini tempat saya mendapat jodoh, rezeki, dan pekerjaan. Kini saya percaya, bahwa semua akan indah pada waktunya. Jodoh, rezeki semua sudah ada yang mengatur. walaupun sebelumnya memang saya menangis-nangis. 




07 APRIL 2012

Pagi itu, tak sesibuk pagi sebelumnya. Di rumah orangtua semua pada sibuk. Mereka menyiapkan acara untuk upacara pengantin kami. Ya, di hari ini kami akan menyempurnakan setengah agama kami. Mengucap Mitsaqal Ghaliza dihadapan Orang sekitar dan di hadapan Rabb ku. Dengan ucapan bismillahirahmannirrahim, akhirnya lembaran baru kehidupan kami dibuka. 
Mencium tangan suamiku rasanya deg-degan. Terimakasih Allah, Engkau memberikan seorang pendamping yang insyaallah bisa menuntun saya agar selalu berada di jalanMu, untuk mengarungi bahtera kehidupan dengan tuntunan AlQuran dan Sunah RasulMu.

Duhai pendampingku, akhlakmu permata bagiku
Buat aku makin cinta
Tetapkan selalu janji awal kita bersatu
Bahagia sampai ke surga

Maafkan aku jika tak bisa sempurna
Karena ku bukan lelaki yang turun dari surga
Ketulusan hatimu anugerah hidupku
Doakan langkah kita tak berpisah
Untuk selamanya (Duhai Pendampingku,- Edcoustic)
 
 

Aku Dalam Perantauanku (Episode 2)

18 Mei 2011 Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 20 “Katakanlah, Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Subhanallah, ayat tersebut meneguhkanku untuk tetap merantau. Dan di tanggal ini, tibalah kaki ini menginjak di tanah Luwu. Tanah yang subur dipimpin oleh Kedatuan Luwu. Orang Luwu bilang " kalau ada orang yang meminum air dari tanah Luwu, berarti dia sudah menjadi bagian dari Luwu". Ya, memang benar akhirnya saya menjadi warga tanah Luwu, tepatnya Luwu Utara. Tak ada kerabat, tak ada teman, begitulah pikiran saya ketika tiba di tanah Luwu. Saya datang ke tempt ini diantar oleh kakak tingkat ketika kuliah. Canggung,kikuk, jaim itulah sikap kami waktu itu. Dibantu kakak tingkat, saya akhirnya menemukan kos-kosan yang nyaman. Saya tinggal dengan orangtua yang sudah cukup umur dan tidak mempunyai putra. Dirumahnya, saya merasa meiliki keluarga baru. terima kasih Allah, engkau berikan saya tempat tinggal dan orangtua baru di perantauan. To be Continued

Sabtu, 18 Juni 2011

Aku dalam Perantauanku (episode 1)..

Tanggal 8 mei 2011,,@ Bandara Soekarno Hatta
Dengan diiringi tangis keluarga, aku pamitan pergi..Di hadapan mereka aku berusaha untuk tidak bersedih terutama di depan ibuku. aku berhasil, hanya sedikit menitikkan airmata tapi hatiku yg sesak menahan tangis itu..Keluarga ku kusuruh menunggu di lantai 1,tak usah mengantarku ke lantai atas. Karena aku khawatir,aku menangis lagi..akhirnya yang mengantar ku ke atas adalah kakak ipar dan keponakan kecil ku..Ku kira,aku tak kan menangis.Tapi ternyata dugaanku keliru. kakak walaupun laki-laki, dia menangis ketika aku hendak chek in..Begitu pun keponakan kecilku, dia menangis tersedu-sedu..Akhirnya,Aku pun tak bisa menahan tangis. dan pergi dalam keadaan mata merah..

Tanggal 8 mei 2011,,,@Makassar
Hari pertama menginjakkan kaki di Bumi Sulawesi,,tanah kelahiran Sultan Hassanudin..Disini Cuaca yg sangat panas,,.Tiba di sni,langsung di sambut sama pegawai BPS, subhanallah begitu baiknya mereka menyambut dan mengajak kami jalan2 menuju pantai Losari..

Tanggal 9 Mei 2011,,@Makassar
Pagi-pagi aku mendapat telpon dari neneknya keponakan ku alias ibu nya kakak iparku..Beliau bilang, bahwa keponakan ku nangis terus hingga dia tidak mau masuk sekolah karena memikirkan. keponakanku bilang ,khawatir kalau saya sendirian di bumi rantau ini.Keponakan kecilku padahal baru berumur 6 tahun, tapi pikirannya sudah dewasa. Aku jadi khawatir dengan keadaan keponakanku.
Disini, aku mengkhawatirkan mereka ternyata di rumah juga mereka pada mengkhawatirkan ku..Ibu,bapak, teteh, kakak ipar, keponakan, dan keluarga ku sering menelponku.. Don't worry, i'm fine in here..^^

Tanggal 10 Mei 2011, @BPS Propinsi,Makassar
Sore ini pengumuman kemana kami akan di tempatkan. Aku deg-degan, khawatir ga jelas. Satu persatu nama teman-teman di sebutkan beserta daerah penempatannya. Namaku tak kunjung juga di sebut.. Dan ternyata namaku Terletak di kedua paling bawah dengan penempatan di Kab Luwu Utara, sendirian tanpa teman yang akan berjuang bersamaku. Kaget, nyesek,, ternyata aku dapat kabupaten paling jauh di antara teman-temanku..Akhirnya aku pun menangis dalam hati..

Senin, 21 Maret 2011

Hopes in Heart

Alexa menutup kembali album fhoto yang sudah berdebu itu. Setelah beberapa jam ia habiskan hanya untuk memandangi satu album. Ia menutupnya sambil mengusap air mata dan pikirannya sedang menerawang entah kemana. Hatinya yang sesak, tak kuat untuk memendam gejolak batin yang menyelimutinya. Ia terisak sangat lama..lama.
Kursi roda tua pun mengantarkan Alexa menuju tempat tidurnya. Namun ia tidak tidur, ia ingin menghirup udara segar melalui kaca jendelanya. Dalam khayalnya, ia teringat akan masa lalunya yang penuh bintang. Ia selalu bersinar di panggung kelasnya. Harapannya menjadi bintang kelas selalu terwujd. Hal inilah yang membuat ia selalu di idolakan kaum Adam.

Namun, wajah yang cantik, prestasi yang membumbung tinggi ke langit tidak lantas membuatnya bahagia. Sikap dan didikan keras orang tuanya semakin hari semakin menjadi. Berbagai aturan diterapkan di rumahnya. Bahkan orang tuanya pun sering bertengkar di hadapan Alexa. Rumah itu pun bagaikan neraka dunia baginya, bukan sebuah istana surga yang ia harapkan.namun kini, ia merasa bahwa dirinya hanya lah seekor burung dalam sangkar, yang tidak bisa lepas untuk terbang mengelilingi dunia, melewati udara yang sejuk, menikmati rindangnya pepohonan, bahkan dia bisa dikatakan pecundang yang lari dari berbagi harapannya.
Prestasi yang didapat pun tidak lain sebagai ungkapan pelampiasan kemarahannya dan kekecewaannya. Tiap hari ia berteman dengan buku&buku, hingga buku pun menjadi tempat curahan hatinya. Ia pun selalu menggoreskan tinta pena nya untuk menjadi sahabatnya. Tinta itu, telah mengukir buku-buku nya dengan berbagai tinta sebagai symbol perasaannya. Keinginan waktu muda nya sangat banyak, namun ia tak berani mewujudkan mimpinya. Ia lebih suka memendam harapannya di lubuk hatinya.
Hingga pada suatu saat, ia harus menyerahkan mahkota kesuciannya kepada pemuda pilihan orang tua nya. Hatinya shock, kaget dan sedih mendengar keputusan itu. Walaupun ia akui memang dirinya sangat lemah, tidak bisa menyuarakan isi hatinya . uneg-unegnya pun ia lampiaskan pada sahabatnya, diary..
Diary…kamu tahu aku sangat menderita. Prestasiku di kelas tak lantas membuat prestasi dalam pencarian Dewa Amor itu berhasil. Walaupun bukan dewa amor, tapi setidaknya ada orang yang mengerti perasaanku.

Diary,..
ortu ku menginginkan aku menuruti perintah mereka. Namun mereka keliru, perintahnya tidak menjamin kebahagiaanku terbit ke permukaan. Rasa bahagia itu hanya sebelah pihak yang merasakannya. Sedangkan aku hanyalah satu dari orang yang tidak mengecap kebahagiaan. Tapi, apa dayaku melawan perintah orang tua ku. Aku hanyalah wanita lemah yang hanya bisa menangis dan menangis…

Esok hari, akhirnya Alexa menikah dengan calon pilihan orang tua nya. Di hari pernikahannya, ia tersenyum dan tertawa walau hatinya tertekan dan menangis. Ia begitu mempesona bukan karena gaunnya yang mewah, tapi karena ia mampu memaafkan tindakan orang tuanya dan merasa bertambah kuat dalam doa dan pengharapannya bahwa inilah jalan terbaik yang mesti ia tempuh selanjutnya.
Namun, setelah resepsi pernikahannya itu, Allah berkehendak lain. Mobil yang ditumpangi dirinya dan keluarganya masuk jurang. Sehingga orang tua dan suaminya menghembuskan nafas terakhirnya. Sedangkan Alexa, ia kehilangan dua kakinya sehingga harus selalu berada di kursi roda hingga sekarang.

“Ibu..ada tamu diluar yang mencari ibu”, panggilan pembantunya membuyarkan ingatan masa lalunya. Ia berharap bisa menutup masa lalu dan harapannya dalam-dalam..karena Alexa yang dulu beda dengan Alexa yang sekarang. Namun, ada satu harapan yang slalu ia akan simpan di hatinya. Tahukah apa harapan yang sLalu di damba Alexa..Tapi tunggu dulu, Alexa mau menemui tamu yang dipanggil Mbok nya. Ketika bertatap muka, Alexa terkejut. Karena tamu itu adalah jawaban dari setiap harapan Alexa. Dia adalah perwujudan dari setiap kata yang ia ukir di hatinya. Ya…sahabat masa kecilnya dulu, yang slalu menghiburnya ketika Alexa kecil menangis, selalu menguatkannya dikala rapuh. Dan Alexa juga berharap, dia adalah dewa Amor yang selalu dinantikannya..
Walaupun dewa amornya telah datang, Alexa masih kesepian. Karena ia masih membutuhkan banyak sahabat yang mau berbagi dengannya, selalu ada di saat duka maupun duka..Maukah anda menjadi sahabatnya???kuharap kau mau menganggukan kepala mu sambil tersenyum dan berkata”iya”…

Jumat, 18 Februari 2011

Tulang Rusuk itu takkan tertukar,,,Bersabarlah ukhti..

Terkadang kita para akhwat sering khawatir ketika teman-teman kita sudah menyempurnakan setengah agamanya,,kapan giliran kita??pertanyaan itu mungkin akan terngiang-ngiang di pikirannya. Menjadi beban dalam kehidupannya (bagi yg merasa terbebani..hehe..di bawa santai aja ukh). Kerja tidak konsentrasi,apalagi jika ditambah dengan keinginan orang tua yang ingin menimang cucu dari kita (khusus bagi yang merupakan anak sulung), dan datangnya godaan dari lelaki yang mengganggu kita sehingga membuat kita ingin ada orang yang bisa menjaga kita…waduh, tambah pikiran nih..>,<
Tapi tenang ukhti,,jawablah pertanyaan itu dengan santai. Tidak usah malu karena kita belum punya pasangan. Jujurlah pada hati sendiri. Kalau ada pertanyaan itu, bisa dijawab dengan kalimat seperti ini. “ insyaallah saya akan menyempurnakan setengah agama itu di waktu yang tepat dan bersama orang yang tepat”. Atau bisa juga dijawab” jodohnya udah ada dalam Lauhul Mahfudz, tapi Allah belum mempertemukannya”..hehe..simple khan?^_^
Memang perasaan dan kodrat kita dengan para ikhwan berbeda. Ketika rasa cinta itu datang, Akhwat bisa memendam rasa cintanya dan mencoba untuk tidak menggubrisnya karena ia takut salah meletakkan rasa cinta kepada orang yang belum halal baginya. Ia hanya akan mencintai orang yang menjadi suaminya hingga waktunya tiba. Walau sebagian besar akhwat hanya bisa menunggu sang ikhwan untuk melamarnya. Karena di masyarakat kita, masih tabu bagi akhwat/wanita untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, bagi yang berani tidak ada masalah. Karena dulu Siti Khadijah pun lah yang melamar Nabi Muhammad SAW lewat pamannya.
Dalam QS An Najm ayat 45, Allah SWT berfirman :” dan bahwasanya Dia lah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita”.
Nah sobat, berdasarkan firman Allah tersebut, kita harus yakin bahwa Allah telah menyiapkan pasangan untuk kita. Tak usah khawatir kita sendirian tanpa ada pemimpin rumah tangga dalam kehidupan kita. Yakinlah bahwa Allah telah menyiapkan semuanya dan telah tertulis di Lauhul Mahfuzh..
Lantas siapa laki-laki yang akan menjadi imam kita??? Allah menjawab pertanyaan itu dalam QS An Nur ayat 26: “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula."
SEmoga kita (termasuk penulis, hehe,) bisa mendapatkan imam yang terbaik bagi kita, wajahnya yang senantiasa mengingatkan kita akan keagungan Allah dan ia bisa membimbing kita menuju syurga Nya melalui ikatan pernikahan yang barakah.
Untuk sekarang ini, bersabarlah ukhti…Biarkan Allah yang mengaturnya. Semua akan indah pada waktunya.
Keep Smile..^_^

Selasa, 15 Februari 2011

Siluet Senja

Pijar.........
Pijar itu...
Membalurkan hangat di ronggaku..
Menggeliat pelan mengalir membasuh
Kebekuan dalam lorong sunyi bilik jantungku
Dan kala kucoba tuk  raih pijar itu
Jari dan tanganku gosong
Dan meleleh
Urung….
segala asa yang tertanam
gagal tuk  kuraih
Lewat isyarat sebuah pijar

Biarlah air menjadi awan
Yang kemudian menjadi mendung sebagai bekal hujan
Dan biarkanlah aku menjadi manusia
Yang meniti bait-bait keinsyafanku
Dalam sajadah panjang bernama kehidupan
Biarlah apa menjadi  adanya
Dalam simponi indah sunatullah
Tuk sekedar mengecup arti kesejatiaan hakiki
Itulah sebaik-baik bekal

Telah Luruh diri ini
berKubang air Mustakmal yang berserak
Kusibak alunan kaki seiring
tapak-Tapak yang Tak pernah terhenti
kusungkurkan jasad ini di kubahMu
menetes seiring irama Al-ashr
tetap tersungkur
aku merintih,,terisak dalam gaungMU
Tuhanku,,,,
luruh juga kah dosaku????

                                           (dikutip dari novel siluet Senja,2005)